Asesor UNESCO: Penting Masyarakat Paham Betapa Spesialnya Danau Toba

Medan, 24/7 (ANTARA) - Tim asesor UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB) Geopark (Taman Bumi) Kaldera Toba mengungkapkan, pentingnya masyarakat paham betapa spesialnya Danau Toba.
"Pemahaman ini menjadi kunci melestarikan Kaldera Toba," ucap asesor Geopark Kaldera Toba Jose Brilha di hadapan siswa-siswi SMK Negeri 1 Simanindo, Kabupaten Samsosir dalam keterangan tertulis di Medan, Kamis.
Terutama, lanjut dia, para generasi muda tujuh kabupaten di Sumatera Utara perlu menyadari, bahwa selama ini mereka tinggal di tempat spesial danau vulkanik terbesar di dunia.
Masyarakat yang tinggal dikelilingi oleh kawasan Danau Toba perlu memahami Geopark Kaldera Toba merupakan kombinasi warisan geologi, alam, dan budaya yang sangat berharga.
Kawasan Danau Toba memiliki panjang sekitar 100 kilometer dengan lebar 30 kilometer dikelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara, yakni Simalungun, Samosir, Toba, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Karo, dan Dairi.
"Kalian perlu tahu di seluruh buku geologi ada tentang Danau Toba, sehingga dikenal di seluruh dunia. Kalian tinggal di situ, di tempat yang spesial. Kalian harus bisa melindunginya, dan mewariskan ke generasi selanjutnya," kata Jose Brilha.
Pihaknya bersama asesor UNESCO Geopark Kaldera Toba Jeon Yongmun juga sempat meninjau Batu Siallagan merupakan kawasan cagar budaya di tepian Danau Toba.
Kemudian, Kampung Ulos Huta Raja adalah kawasan yang menyimpan banyak situs budaya Batak, dan Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba di Desa Sigulati, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
"Kami terkesan dengan sejarah yang disampaikan pengelola geosite (situs warisan geologi). Kami juga memberikan masukan kepada pengelola sampai papan informasi," tutur dia.
Badan Pengelola (BP) Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TCUGGp) menyatakan, revalidasi (peninjauan kembali) status Geopark Kaldera Toba dilakukan pada 21-25 Juli 2025.
Pada rapat UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023 menyatakan, kawasan Geopark Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO.
Kartu kuning merupakan peringatan badan pengelola kawasan karena tak memenuhi beberapa kriteria ditetapkan, dan UNESCO meminta BP TCUGGp melakukan perbaikan sebelum revalidasi dua tahun kemudian.
"Pemahaman pengelola atau pemandu perlu diperdalam agar memberikan informasi tepat. Kita perlu menggunakan bahasa lebih sederhana (papan informasi) agar lebih mudah dipahami," ungkap Jose Brilha.
Tenaga Ahli Geologi Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BP TCUGGp) Lismawati mengatakan, tujuan ditetapkan taman bumi ini salah satunya untuk mengedukasi.
Dengan target mengedukasi ini anak-anak dan generasi muda, sehingga beberapa sekolah di kawasan Danau Toba telah memasukkan Geopark Kaldera Toba ke kurikulum.
"Karena itu ada beberapa sekolah di kawasan Danau Toba memasukkan Geopark Kaldera Toba ke kurikulum, namun tentu kita perlu melakukan lebih maksimal lagi," kata Lismawati.
Sekretaris Dewan Pengarah BP TCUGGp Dikky Anugerah menjelaskan, tujuan asesor UNESCO datang bukan untuk memeriksa atau mengaudit.
Tetapi, papar dia, memberikan masukan dan arahan karena pengelolaan Geopark Kaldera Toba dilakukan dari waktu ke waktu agar terus semakin baik.
"Mereka (asesor) mengatakan tidak ada geopark yang sempurna, karena itu kita terus melakukan perbaikan, konsepnya berkelanjutan menjadi kunci dari penataan geopark ini," tutur Dikky. (ANTARA/Muhammad Said)
📬 Berlangganan Newsletter
Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.