JMDN logo

Kulit Ari Kopi Tak Lagi Terbuang: KKN UNEJ Kenalkan Pupuk Kompos Organik di Desa Tamansari

📍 JAWA TIMUR - KAB. BANYUWANGI - Kec. Licin - Desa TamansariInnovasi Desa
22 Juli 2025
147 views
Kulit Ari Kopi Tak Lagi Terbuang: KKN UNEJ Kenalkan Pupuk Kompos Organik di Desa Tamansari

Tematik : Desa Peduli Lingkungan


Tamansari, Banyuwangi (JMDN) - Desa Tamansari merupakan salah satu desa di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang terletak di lereng Gunung Ijen. Secara geografis, desa ini memiliki topografi pegunungan dengan udara sejuk, tanah yang subur, serta pemandangan alam yang asri. Keunggulan geografis ini menjadikan Tamansari sebagai kawasan strategis dalam pengembangan sektor pertanian dan pariwisata, khususnya ekowisata dan agrowisata kopi.


Secara administratif, Desa Tamansari berada di bawah kepemimpinan PJ Kepala Desa, Hilmi Amin, yang dikenal aktif mendorong berbagai program pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi lokal. Desa Tamansari terbagi menjadi tujuh dusun, yaitu Dusun Krajan, Jambu, Tanah Los, Sumberwatu, Kebundadap, Ampelgading, dan Blimbingsari. Masing-masing dusun memiliki karakteristik lingkungan dan potensi lokal yang unik, namun tetap terintegrasi dalam struktur sosial yang kuat dan kohesif. Luas wilayah Desa Tamansari sekitar 100,39 km2 atau 59,3% dan berada pada ketinggian 650 meter dari atas permukaan laut. Sedangkan dari sisi kependudukan, sebagian besar warga Tamansari bermata pencaharian sebagai petani, terutama dalam sektor pertanian kopi dan hortikultura.



Salah satu bentuk konkret dari kolaborasi antara masyarakat dan akademisi tampak dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Jember melakukan inisiatif penting dalam pengelolaan limbah pertanian, khususnya kulit ari kopi. Melalui kegiatan percobaan (trial) fermentasi, mereka mengolah limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos organik yang ramah lingkungan dan bernilai guna tinggi.


Selama ini, kulit ari kopi kerap dianggap sebagai limbah yang dibuang begitu saja setelah proses pengeringan. Padahal, limbah ini mengandung bahan organik yang berpotensi besar sebagai sumber harabagi tanah. Melalui serangkaian proses fermentasi sederhana menggunakan biodekomposer dan bahan pendukung lainnya kulit kopi diolah hingga mengalami dekomposisi alami. Dalam waktu sekitar satu minggu, terbentuk pupuk kompos dengan tekstur gembur dan aroma khas fermentasi, yang menandakan proses berjalan dengan baik.


Kegiatan ini sejalan dengan semangat pertanian berkelanjutan yang mulai dikembangkan di Desa Tamansari, terutama di tengah upaya peremajaan tanaman kopi dan peningkatan kesadaran terhadap praktik ramah lingkungan. Dengan adanya inovasi ini, kulit ari kopi tidak lagi menjadi sampah, melainkan sumber daya baru yang mendukung produktivitas pertanian lokal.



•Mahasiswa KKN UMD Universitas Jember

Berita Populer

Berita Populer