DJPb Babel Bantu Pengembangan Desa Devisa berbasis Perikanan

Pangkalpinang, 08/8 (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kepulauan Bangka Belitung (DJPb Babel) membantu pengembangan desa devisa berbasis produk perikanan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Desa-desa di Babel memiliki potensi besar untuk dibentuk menjadi desa devisa, kami akan terus mendorong agar desa memiliki produk unggulan berorientasi ekspor yang nantinya akan mendapatkan pendampingan langsung dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb Babel Syukriah di Pangkalpinang, Jumat.
Untuk mewujudkan hal itu, menurut dia, DJPb Babel telah melakukan pendekatan kepada organisasi nelayan dan pemangku kepentingan lain agar bisa bersama-sama memulai rencana tersebut.
Untuk di Kabupaten Bangka, ia mengatakan berdasarkan informasi dari pengurus HNSI Babel, terdapat beberapa desa potensial yang masuk skema desa devisa berbasis perikanan, salah satunya Desa Bakam. Desa tersebut memiliki produk unggulan, cumi-cumi, udang vaname, ikan laut hias, ikan manyung yang telah terbukti menembus pasar ekspor ke negara-negara seperti Malaysia, Australia, Singapura dan Vietnam.
Program Desa Devisa, menurut Syukriah, diyakini akan memperkuat kapasitas produksi desa, membuka akses ekspor langsung, dan mempercepat tumbuhnya ekosistem ekonomi berbasis ekspor di wilayah pesisir.
"Sektor perikanan menunjukkan tren ekspor menjanjikan. Saat ini saat tepat untuk menjadikan desa-desa nelayan di Babel sebagai penyumbang devisa secara langsung melalui mekanisme inklusif," katanya.
Dalam hal ini, ia mengatakan Kantor Bea Cukai Pangkalpinang juga sudah menyatakan siap melakukan pendampingan dari sisi prosedur dan fasilitasi kepabeanan ekspor desa.
Sinergi antarunit Kementerian Keuangan Satu akan dimaksimalkan, termasuk penguatan kelembagaan nelayan dan koperasi desa sebagai agregator ekspor.
Ia mengatakan sebagai tindak lanjut rencana itu, terdapat beberapa langkah yang akan dijalankan secara simultan oleh DJPb Babel, antara lain pemetaan desa pesisir yang memiliki komunitas nelayan aktif dan produk unggulan, penguatan koperasi desa sebagai pengelola produksi, pengolahan dan distribusi hasil laut, dan memperkuat koordinasi lintas instansi untuk mendampingi proses ekspor langsung dari desa.
"Dalam hal ini kita upayakan kegiatan pelatihan sumber daya manusia, fasilitasi perizinan dan penguatan sistem logistik," katanya.
Menurut dia, semangat kolaborasi antara Pemerintah Pusat, organisasi nelayan, dan tokoh masyarakat akan menjadi tonggak penting menuju terwujudnya desa-desa ekspor di Bangka Belitung.
"Melalui perikanan sebagai pengungkit utama, kami optimistis Babel mampu memperkuat peran dalam rantai pasok ekspor nasional dan mencetak kemandirian ekonomi masyarakat pesisir secara berkelanjutan," katanya. (ANTARA/Donatus Dasapurna Putranta)
📬 Berlangganan Newsletter
Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.