JMDN logo

UMKM Olahan Laut, Wajah Baru Ekonomi Biru Kepulauan Riau

📍 UMKM
8 November 2025
27 views
UMKM Olahan Laut, Wajah Baru Ekonomi Biru Kepulauan Riau

Batam, 08/11 (ANTARA) - Kemasan berwarna-warni menghiasi salah satu stan di acara promosi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kota Batam yang penuh dengan semangat wirausaha Provinsi Kepulauan Riau.


Di salah satunya tertulis "Tamban Menari" pada kemasan bernuansa biru dan penuh dengan desain khas Melayu. Dewi, pelaku usaha kuliner olahan laut, merupakan pionir dari produk olahan berbahan dasar ikan tamban, yakni ikan kecil khas perairan Kepri yang tinggi protein, kalsium dan omega 3.


Di tangannya, ikan tamban yang kerap dijadikan ikan asin biasa, kini menjadi camilan khas, dengan cita rasa modern dan bernilai ekonomi lebih tinggi.


Di Batam, katanya, ukurannya kecil, sementara di Kabupaten Natuna dan Anambas, bisa sebesar sarden. Ikan kecil berprotein tinggi itu diolah dengan bumbu khas dan dikemas rapi dalam aluminium foil, siap menjadi oleh-oleh khas Batam.


Dewi memanfaatkan bahan baku dari nelayan di pulau-pulau kecil, sekitar Jembatan Barelang dan Setokok.


Selain memperkuat rantai pasok lokal, usahanya juga memberi manfaat sosial. Dari setiap bungkus produk yang terjual, sebagian hasil penjualan disumbangkan untuk anak-anak pulau agar bisa terus bersekolah.


"Saya ingin usaha ini bukan hanya untuk saya sendiri, tapi juga membantu sesama," katanya.


Kepulauan Riau adalah wilayah yang hidup dari laut dan menyimpan potensi besar yang kini mulai dipandang, bukan sekadar sebagai sumber pangan, tetapi juga masa depan ekonomi biru yang berkelanjutan.


Di antara para pelaku yang berperan dalam rantai ekonomi ini, pemerintah dan para pelaku UMKM menjadi dua sisi mata rantai yang saling menguatkan.


Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau (DKP Kepri) Said Sudrajad menggambarkan wilayah itu sebagai kawasan yang diberkahi kekayaan laut melimpah.


Dalam peta nasional, Kepri masuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711, dengan potensi perikanan mencapai 1,3 juta ton per tahun. Dari angka tersebut, hanya sekitar 900 ribu ton yang dapat dieksploitasi secara berkelanjutan, tanpa merusak ekosistem.


Dari potensi itu, Kepri sendiri rata-rata memproduksi sekitar 339 ribu ton ikan per tahun, ditambah 39 ribu ton dari sektor budi daya.


Kini, hasil tangkapan nelayan menjelma menjadi produk dengan nilai tambah tinggi, mulai dari ikan kering bumbu, rendang ikan tongkol, keripik gonggong, hingga sambal udang khas Kepri yang kini merambah rak toko oleh-oleh, pasar digital, hingga luar negeri.


Perubahan pola ini menandakan adanya pergeseran terhadap sektor kelautan, dari eksploitasi sumber daya menjadi pengelolaan berkelanjutan, dengan nilai tambah ekonomi.


Data DKP Kepri mencatat lebih dari 45 ribu pelaku usaha di sektor tersebut. Jika dihitung dengan keluarga dan pekerja pendukung, jumlahnya mencapai lebih dari 300 ribu orang yang menggantungkan hidup pada laut.


Angka ini menandakan bahwa meskipun kontribusi sektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepri belum sebesar sektor penopang, seperti manufaktur, namun dampak sosial dan keterlibatan masyarakatnya jauh lebih luas.


Pemerintah daerah menyadari bahwa menjaga sektor ini berarti menjaga keberlanjutan hidup sebagian besar masyarakat Kepri. Karena itu, selain fokus pada pengelolaan sumber daya, pemerintah juga menaruh perhatian besar pada peningkatan kapasitas pelaku usaha.


Program pelatihan, fasilitas pameran, hingga pendampingan branding menjadi bagian dari strategi besar agar UMKM perikanan bisa naik kelas.


Pemerintah daerah, melalui berbagai dinas, serta dukungan Bank Indonesia Kepri, terus mendorong agar potensi laut ini tak hanya berhenti diproduksi mentah, namun melalui proses hilirisasi.


Dewi mengatakan bahwa ia telah mendapat berbagai dukungan pelatihan dari instansi pemerintahan, untuk menambah ilmu terkait pemasaran, ketahanan pangan, serta pengolahan yang sesuai dengan standar keamanan, mutu, dan gizi.


Pelatihan, pameran, hingga business matching lintas negara dilakukan untuk membantu pelaku usaha lokal menembus pasar yang lebih luas.


Usaha yang telah ia bangun dari masa akhir 2020, kini bisa ditemui di berbagai toko oleh-oleh dan supermarket di Batam.


Dalam sebulan, produksi rata-rata mencapai hampir 1.000 bungkus, dengan tiga karyawan yang semuanya warga lokal dan menggandeng petani pesisir untuk memancing, memanen, dan mengeringkan ikan tamban, sebelum pihaknya mulai memasak.


Di musim hujan, stok ikan kering menjadi tantangan tersendiri, sehingga mereka menyiapkan pasukan lebih banyak, saat musim panas.


Kisah Dewi dan banyak pelaku UMKM lainnya menunjukkan bagaimana laut Kepri, bukan hanya tempat nelayan mencari nafkah, tapi juga lahan kreasi ekonomi baru menggunakan kekayaan laut yang masih belum terjamah.


Pada ajang UMKM yang digelar di Batam, misalnya, kolaborasi tersebut tampak nyata. Produk-produk hasil laut olahan, termasuk Tamban Menari, dipamerkan berdampingan dengan produk kriya dan kuliner lain.


Dewi mengatakan bahwa usahanya telah diundang dan ditampilkan oleh berbagai macam ajang promosi UMKM, seperti Gebyar Melayu Pesisir (GMP) dan Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta. Ajang itu bukan sekadar pameran, tetapi wadah untuk mempertemukan pelaku usaha dengan mitra potensial, pembeli besar, hingga lembaga keuangan.


Dalam kegiatan business matching yang difasilitasi oleh BI Kepri, Dewi dan produknya dipertemukan dengan investor serta reseller yang membawa produknya ke pasar Singapura dan Malaysia.


BI Kepri juga turut mendorong pelaku UMKM menggunakan sistem pembayaran digital, seperti QRIS. Bagi pengusaha, seperti Dewi, QRIS membantu mempermudah transaksi, terutama saat pameran, di mana pengunjung sering tidak membawa uang tunai. Transaksi langsung tercatat dan dana masuk otomatis ke rekening.


Dari laut, hingga meja makan, dari nelayan di Setokok, hingga pengusaha kecil di Batam, rantai ekonomi biru Kepri terus berputar untuk memperkenalkan kekayaan alam, sekaligus memberdayakan masyarakat pesisir. (ANTARA/Amandine Nadja)

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul UMKM Olahan Laut, Wajah Baru Ekonomi Biru Kepulauan Riau

📬 Berlangganan Newsletter

Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.

Berita Populer

Berita Populer