JMDN logo

Pakar: Delapan Program Prioritas RAPBN 2026 Selaras Asta Cita

📍 Politik dan Pemerintahan
26 Agustus 2025
11 views
Pakar: Delapan Program Prioritas RAPBN 2026 Selaras Asta Cita

Yogyakarta, 26/8 (ANTARA) - Pakar formulasi kebijakan Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta M. Fajrus Shodiq menyebut delapan program prioritas dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026 yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto selaras dengan visi Asta Cita.


"Program-program prioritas RAPBN 2026 ini menunjukkan keselarasan dengan Asta Cita yang dibangun sesuai dengan visi Presiden," kata Shodiq di Yogyakarta, Senin.


Menurut dia, RAPBN 2026 yang memuat delapan program prioritas meliputi ketahanan pangan, ketahanan energi, pendidikan berkualitas, kesehatan universal, penguatan ekonomi rakyat, modernisasi pertahanan, percepatan investasi, dan peningkatan perdagangan global cukup komprehensif dan terintegrasi.


Shodiq mengapresiasi pendekatan ekosistem yang dibangun pemerintah, di mana delapan program prioritas dalam RAPBN saling terhubung dan tidak berdiri sendiri.


"Yang menarik, penjelasan Prabowo berkenan mengenai alat utama sistem senjata atau alusista ini tidak dijelaskan nominalnya. Strategi ini tepat dari segi keamanan nasional. Itu saya rasa bagus untuk kajian strategis karena kalau nominal itu tersampaikan, itu bisa menjadi sorotan dunia," ujar dosen Administrasi Publik Unisa ini.


Dalam sektor pendidikan, ia pun sepakat bahwa perhatian terhadap kesejahteraan guru turut menyoroti kendala implementasi, terutama penempatan guru di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).


"Masalah penempatan guru di daerah-daerah terpencil sangat mempengaruhi kualitas pendidikan," ucap dia.


Sementara itu, meski dinilai strategis, program ketahanan pangan masih terkendala penyelarasan data distribusi.


"Penyelarasan data menjadi tantangan besar, terutama dalam memastikan data yang akurat terkait distribusi pangan," ujarnya.


Selain itu, ia menilai Program Makan Bergizi (MBG) masih bermasalah pada sasaran karena justru sekolah-sekolah kategori mampu lebih banyak menerima manfaat.


Oleh karena itu, Shodiq menekankan pentingnya perbaikan sistem penyelarasan data, penguatan monitoring dan evaluasi, serta koordinasi lintas sektor agar visi RAPBN 2026 bisa tercapai.


"Yang penting adalah bagaimana detail-detail kecil dalam implementasi dapat diperhatikan dengan baik," tutur Shodiq. (ANTARA/Luqman Hakim)

📬 Berlangganan Newsletter

Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.

Berita Populer

Berita Populer