JMDN logo

Membuka Jalan Menuju Sukses untuk Anak Istimewa di Perbatasan

📍 Nasional
21 Agustus 2025
15 views
Membuka Jalan Menuju Sukses untuk Anak Istimewa di Perbatasan

Natuna, 21/8 (ANTARA) - Sabtu pagi, 16 Agustus 2025, suasana Jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dipenuhi riuh semangat kemerdekaan. Sinar cahaya matahari yang baru saja meninggi memantul di wajah ribuan orang yang memadati jalanan.


Warga dari berbagai usia dan profesi berbondong-bondong hadir dan mengikuti pawai budaya yang selalu menjadi momen istimewa dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.


Di sepanjang jalan, lebih atas 4.000 peserta tampil penuh warna. Ada yang mengenakan pakaian adat Melayu, ada yang berdandan sebagai petani dengan caping lebar, dan ada pula yang berperan sebagai nelayan, seolah menghadirkan kembali kehidupan leluhur yang penuh kerja keras dan keteguhan hati.


Pawai itu bukan sekadar perayaan, melainkan juga pengingat akan akar budaya dan sejarah yang membentuk jati diri bangsa.


Di antara barisan panjang peserta, satu kelompok tampil berbeda dan mencuri perhatian penonton. Mereka adalah siswa-siswi Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Natuna. Anak-anak istimewa yang tampil dengan penuh percaya diri itu ikut serta dalam perayaan besar ini.


Busana yang mereka kenakan bukanlah kain mahal atau pakaian adat biasa, melainkan hasil kreativitas dari barang-barang bekas seperti plastik beras, kemasan deterjen, hingga bungkus makanan yang disulap menjadi kostum penuh imajinasi. Dari tangan kecil mereka lahirlah karya besar yang sarat makna.


Pemerintah daerah memberi mereka kesempatan sama seperti peserta lainnya berjalan hingga garis finis dan memperagakan karya busana di depan para pemangku kepentingan dan ribuan orang yang hadir. Dengan senyum merekah, anak-anak itu melangkah layaknya ratu, raja, hingga dewi bersayap.


Tepuk tangan meriah dan sorakan dukungan menggema di udara, membuat setiap langkah mereka terasa berharga. Pemandangan itu menjadi bukti keterbatasan bukanlah penghalang untuk menunjukkan kemampuan dan berprestasi.


Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Natuna Helmy Wahyuda menegaskan pawai budaya ini bukan hanya ruang melestarikan budaya, tetapi juga wujud nyata komitmen pemerintah dalam membuka jalan bagi anak-anak disabilitas.


“Setiap anak, tanpa terkecuali, berhak mendapat kesempatan untuk berkembang dan meraih kesuksesan,” ujar dia.


Pasar


Pemerintah Kabupaten Natuna bersama instansi terkait tak hanya memberikan ruang untuk menampilkan karya, tetapi juga memberikan kesempatan bagi anak-anak istimewa untuk menjual hasil kreativitas mereka.


Kegiatan terbaru dilaksanakan pada Juni 2025 oleh Polres Natuna dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-78. Dalam rangkaian acara yang digelar di Pantai Piwang, Kecamatan Bunguran Timur, Polres Natuna menyediakan stan khusus bagi anak-anak istimewa, selain itu juga untuk para pelaku UMKM lainnya.


Lebih dari sekadar ajang pameran dan penjualan, kegiatan ini juga dirancang sebagai stimulus untuk meningkatkan semangat dan rasa percaya diri anak istimewa.


Para tamu undangan diajak berkeliling ke setiap stan, dan saat tiba di stan anak-anak istimewa, mereka berhenti lebih lama, berdiskusi langsung dengan para penjual yang juga merupakan anak-anak dengan kebutuhan khusus.


Meskipun komunikasi berlangsung sedikit lambat, interaksi jual beli tetap berjalan lancar. Proses tawar-menawar berlangsung hangat dan menyenangkan. Sesekali, tawa dan senyum lebar menghiasi wajah para anak istimewa itu saat pembeli menawar dengan harga yang lucu dan tak masuk akal, menjadikan suasana penuh keceriaan.


Barang-barang yang dijual merupakan hasil kerajinan tangan mereka, sebagian besar berasal dari bahan daur ulang. Dengan kreativitas tinggi, barang bekas disulap menjadi berbagai produk menarik, mulai atas gantungan kunci hingga tempat sampah. Bahkan, mereka berhasil membuat sabun berbahan dasar buah-buahan.


Keterlibatan


Komitmen itu tidak berhenti di jalan raya dan stan bazar. Pemerintah Kabupaten Natuna melangkah lebih jauh dengan melibatkan anak disabilitas dalam kepengurusan Forum Anak Kabupaten Natuna periode 2025–2030.


Forum ini merupakan mitra resmi pemerintah dalam menyuarakan aspirasi generasi muda. Dengan hadirnya perwakilan anak disabilitas, suara mereka kini diakui dan ikut menentukan arah pembangunan. Mereka tidak lagi hanya menjadi objek, tetapi juga subjek dalam perencanaan kebijakan yang menyentuh kehidupan anak-anak.


Selain itu, perhatian pemerintah juga diwujudkan melalui penyediaan fasilitas publik yang ramah disabilitas. Di Perpustakaan Daerah Idrus M Tahar yang diresmikan pada April 2025, misalnya, kini tersedia jalur khusus bagi pengguna kursi roda, ruang baca inklusif, koleksi buku braille, hingga toilet khusus.


Fasilitas ini bukan sekadar pelengkap, melainkan jaminan bahwa setiap anak, termasuk anak istimewa, bisa menikmati layanan publik dengan rasa nyaman dan percaya diri.


Tidak hanya itu, pada Juli 2025, Pemkab Natuna juga menandatangani nota kesepahaman dengan SLBN Natuna. Kerja sama ini memastikan setiap anak istimewa memiliki akses pendidikan yang layak.


SLBN Natuna siap menampung seluruh anak disabilitas yang ingin bersekolah, sementara pemerintah daerah aktif menjangkau dan meyakinkan para orang tua bahwa pendidikan penting bagi masa depan anak-anak mereka.


Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Natuna Yuli Ramadhanita, anak-anak istimewa akan bisa bersaing apabila fasilitas yang mereka perlukan tersedia.


Sekolah bukan hanya ruang belajar akademik, tetapi juga tempat membangun kepercayaan diri, mengasah keterampilan, dan menyiapkan kemandirian. Melalui pendidikan yang tepat, potensi anak-anak istimewa dapat berkembang maksimal.


Langkah ini diambil karena masih ada sebagian masyarakat yang menganggap pendidikan formal tidak penting bagi anak disabilitas. Pemkab Natuna berusaha mengubah cara pandang itu melalui sosialisasi, pendampingan, dan bukti nyata bahwa anak istimewa mampu berkembang jika diberi kesempatan.


Pemerintah ingin meyakinkan kepada orang tua bahwa Di SLBN Natuna, anak-anak tidak hanya diajarkan membaca dan menulis, tetapi juga berbagai keterampilan praktis, mulai atas seni, kerajinan, hingga keterampilan hidup sehari-hari. Semua itu dipersiapkan agar kelak mereka bisa hidup mandiri dan berdaya guna di tengah masyarakat.


Rangkaian langkah Pemkab Natuna ini membawa satu pesan yang kuat yaitu anak disabilitas bukanlah beban, melainkan aset berharga yang memiliki potensi besar.


Dengan memberikan ruang dalam pawai budaya, melibatkan mereka di forum anak, membangun fasilitas ramah disabilitas, hingga membuka akses pendidikan, pemerintah ingin menegaskan setiap anak, tanpa terkecuali, berhak meraih masa depan yang cerah.


Pawai budaya tahun ini pun akhirnya melampaui makna perayaan kemerdekaan. Ia menjadi simbol kemerdekaan bagi anak-anak istimewa untuk bermimpi, berkarya, dan percaya diri menatap masa depan.


Dari Natuna, pesan itu menggema, tidak ada lagi anak yang boleh tertinggal hanya karena keterbatasan. Mereka semua adalah bagian dari Indonesia, bagian dari masa depan bangsa. (ANTARA/Muhamad Nurman)

📬 Berlangganan Newsletter

Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.

Berita Populer

Berita Populer