Pemkab Lebak Prioritaskan Pertanian Wujudkan Kesejahteraan Warga

Lebak, 13/10 (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, menetapkan sektor pertanian sebagai prioritas utama pembangunan daerah guna memperkuat ketersediaan pangan, meningkatkan ekonomi lokal, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sekretaris Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapperida) Kabupaten Lebak, Widy Ferdian, di Lebak, Minggu (12/10) mengatakan sektor pertanian setiap tahun menjadi andalan utama karena menyumbang Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar hingga mencapai 27,69 persen.
“Kami optimistis sektor pertanian itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Widy.
Selaras dengan pernyataan Widy, Bupati Lebak Hasbi Asyidiki menegasi fokus pembangunan wilayahnya pada sektor pertanian, yang meliputi perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Pemerintah daerah meyakini, penguatan sektor ini mampu menekan angka kemiskinan dan mendukung penghapusan kemiskinan ekstrem di wilayahnya, kata Hasbi.
Menurut dia, program pembangunan pertanian tahun 2026 mencakup rehabilitasi jaringan irigasi, pembangunan jalan usaha tani, penyaluran bantuan sarana produksi (saprodi) dan sarana prasarana (sapras) pertanian, distribusi pestisida, pembinaan kelompok tani, serta peningkatan bimbingan teknis (bimtek) budidaya pangan.
Untuk bidang peternakan, kelompok peternak rakyat akan mendapat bantuan benih domba yang diharapkan mampu menjadi sumber ekonomi baru masyarakat.
Sementara di sektor perikanan, kelompok budidaya air tawar memperoleh bantuan benih ikan lele, mas, dan nila, sedangkan nelayan tangkap mendapat bantuan alat tangkap dan perahu.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menambahkan bahwa produksi pangan di Lebak selalu surplus karena adanya dukungan dan intervensi pemerintah yang konsisten.
Sepanjang Januari-September 2025, produksi gabah basah Lebak mencapai 701.899 ton, yang terdiri dari padi sawah sebanyak 682.898 ton dan padi gogo 19.001 ton.
Jika dikonversi menjadi gabah kering giling (GKG), total produksinya mencapai 582.857 ton atau setara dengan 368.540 ton beras.
Dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp12.500 per kilogram, nilai ekonomi beras tersebut menembus miliaran rupiah.
Sementara kebutuhan beras masyarakat Lebak yang berjumlah sekitar 1,4 juta jiwa hanya mencapai 154.253 ton per tahun. Sepanjang Januari-September 2025, penyerapan beras Lebak mencapai 102.836 ton, dan menyisakan 265.705 ton.
“Sisa sebanyak itu membuat warga Lebak mengalami surplus beras selama 20 bulan ke depan hingga 2027,” kata Deni.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakbaya, Ruhiana, mengapresiasi dukungan pemerintah daerah yang telah menyalurkan berbagai bantuan bagi petani.
“Kami memiliki 70 anggota dengan lahan garapan seluas 150 hektare. Dengan panen setiap empat bulan sekali, petani mampu memperoleh keuntungan dan hidup lebih sejahtera,” ujarnya.
Dengan konsistensi kebijakan dan dukungan lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Lebak optimistis sektor pertanian akan terus menjadi tulang punggung ekonomi daerah sekaligus penggerak utama kesejahteraan masyarakat. (ANTARA/Mansyur suryana)
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul Pemkab Lebak Prioritaskan Pertanian Wujudkan Kesejahteraan Warga
📬 Berlangganan Newsletter
Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.













