JMDN logo

Upaya Kolektif Wujudkan Desa Berdikari Energi dan Mandiri Ekonomi

📍 Innovasi Desa
23 Agustus 2025
26 views
Upaya Kolektif Wujudkan Desa Berdikari Energi dan Mandiri Ekonomi

Balikpapan, Kalimantan Timur, 23/8 (ANTARA) - Terik matahari siang di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, seakan tidak terasa saat memasuki kompleks pengolahan sampah organik Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Manggar.


Bisa dibilang, TPAS ini cukup “ajaib”. Meski statusnya yang merupakan “tempat sampah” dengan ukuran cukup besar, tidak tercium sedikit pun aroma yang tidak menyenangkan saat menjelajahi tempat ini.


Hal ini karena gas metana — penyebab dari aroma tidak sedap yang muncul dari sampah organik — dialihkan ke penggunaan lain, seperti menjadi gas pengganti elpiji untuk menyalakan kompor, hingga menjadi sumber panas untuk sauna.


“Ini merupakan program Wasteco, kerja sama kami dengan Pertamina di sini,” kata Suyono, inisiator dan penggerak program Wasteco di TPAS Manggar.


Dengan antusiasme yang terlihat jelas dari mimik wajahnya, Suyono menjelaskan bahwa program Wasteco — yang merupakan singkatan dari Waste to Energy for Community — telah berjalan sejak tahun 2019.


Ia menginisiasi program tersebut sebelum akhirnya dibina oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) pada akhir tahun yang sama, untuk mengelola sampah organik menjadi gas metana sebagai alternatif penyediaan energi di desa.


Pria berusia 56 tahun itu memulai program ini untuk diterapkan di 12 rumah saja. Namun, dengan kerja sama dan pembinaan dari PHM, akhirnya manfaat dari pengelolaan sampah menjadi gas metana ini dapat meluas terutama untuk kebutuhan rumah tangga di desanya.


Gas yang dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut hingga kini dapat dimanfaatkan untuk 380 sambungan rumah, 1.520 warga atau 390 Kepala Keluarga, dan 29 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berasal dari lima RT.


Communication Relations & CID PT PHI Dony Indrawan mengatakan, pemanfaatan gas juga berkontribusi menciptakan peluang kerja dan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta mendukung pemerintah dalam mengurangi beban subsidi gas LPG 3kg.


Pengurangan penggunaan gas LPG 3 kg tercatat sebesar 18.240 tabung per tahunnya, karena masyarakat telah memanfaatkan gas metana.


“Terkait opportunity pemanfaatan gas methane ini, dasarnya adalah transfer ilmu pengetahuan, bagaimana gas metana bisa dihasilkan dari sampah organik dan dimanfaatkan untuk ekonomi masyarakat, menggantikan LPG 3 kg, dan punya nilai tambah dari pengelolaan sampah,” ujar Dony.


Selain itu, program Wasteco juga disebut berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 100.651,70 ton CO2eg/tahun.


Atas kontribusi tersebut, program Wasteco yang juga merupakan kerja sama antara PT Pertamina (Persero) melalui PT PHI dan PT PHM untuk desa energi berdikari ini mendapat sejumlah apresiasi.


Adapun pengakuan global dalam ajang SDG Innovation Accelerator for Young Professionals 2024, serta mengantarkan PT PHM meraih penghargaan Platinum dan Gold di Circular Economy & Sustainability Awards (CESA) 2025.


Peluang ekonomi dari desa berdikari


Manfaat dari penggunaan gas metana di TPAS Manggar yang kian umum dan merata, berdampak bagi pertumbuhan ekonomi warga di desa.


Berdasarkan data yang Suyono bagikan, biaya penghematan memasak keluarga dengan adanya gas metana ini adalah sebesar Rp456 juta per tahun, dengan kas iuran gas metana sebesar Rp45,6 juta per tahunnya.


“Memang, salah satu showcase yang paling bisa dilihat (dari program Wasteco) adalah pembangunan desa energi berdikari,” kata Senior Officer I Media Communication PT Pertamina (Persero) Bagja Mahendra.


Langkah ini, kata Bagja, terus diupayakan oleh perusahaan agar kemandirian energi dan ekonomi di desa dapat berjalan beriringan dan menjangkau lebih banyak wilayah.


Selain mendorong pengolahan limbah menjadi energi, semangat perusahaan untuk menjalankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang berkelanjutan juga diwujudkan di desa-desa lainnya di Balikpapan — “Kota Minyak” — sekaligus rumah dari kilang utama Pertamina.


Salah satu desa di Balikpapan yang mendapatkan dampak dari implementasi ESG dan perekonomian lokal, adalah Kampung Baru Ilir.


Melalui program andalan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan dengan tajuk Kampung Mandiri, Sehat dan Sejahtera (KALIANDRA), warga kelurahan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan inovasi terkait ekonomi hingga pencegahan bencana longsor.


Dengan kondisi tanah lempung dan berpasir, membuat kampung ini rawan longsor ketika hujan turun. Untuk itu, warga harus menemukan cara untuk menahan derasnya air hujan.


Pada Maret tahun ini, warga bersama PT KPI RU V Balikpapan mencoba program drum eco shield, di mana drum bekas dari perusahaan dimanfaatkan sebagai struktur penahan lereng, mencegah longsor, sembari mendukung penghijauan.


Masih belum ada hasil kajian yang membuktikan apakah proyek drum eco shield ini efektif untuk mencegah longsor. Namun, PT KPI telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan diharapkan efektivitasnya sebesar 80 persen.


Pilot project ini masih tahap pengembangan, lagi kami buat kajiannya, seperti apa efektivitasnya. Rencananya nanti juga dimanfaatkan untuk menanam sayur, ditambah tanah subur dan kompos,” kata Officer II CSR dan SMEPP PT KPI RU V Balikpapan Denny Saputra.


Tak hanya itu, warga dan PT KPI pun pada tahun 2022 bekerja sama untuk membangun program berkelanjutan melalui penggunaan talang air dan urban farming.


“Ini agar tanaman yang ditanam di RT 51 bisa menghasilkan (ekonomi) juga bagi warga. Buah yang kami panen ini juga kami olah sebagai minuman dalam kemasan, harganya Rp10 ribu per botol,” kata Ketua RT 51 Kampung Ilir Baru sekaligus pengurus Kampung Tanggap Bencana (Katana), Muhammad Yusuf.


Kesuksesan dari program Wasteco di TPAS Manggar dan KALIANDRA di Kampung Baru Ilir ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja sama erat, serta keinginan mutual untuk saling belajar antara perusahaan sekaliber Pertamina dengan masyarakat, maka kemandirian dan ketahanan energi pun bisa terwujud. (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

📬 Berlangganan Newsletter

Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.

Berita Populer

Berita Populer