Wagub Sulsel: Perempuan Harus Berdaya dan Mandiri di Ruang Publik

Makassar, 07/8 (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Fatmawati Rusdi menekankan pentingnya penguatan peran dan kemandirian perempuan di ruang publik.
"Perempuan Sulawesi Selatan memiliki kekuatan identitas yang lahir dari nilai budaya dan sosial yang luhur, seperti siri’ na pacce, keberanian, serta etika dalam bertindak," ujar Fatmawati dalam keterangannya di Makassar, Kamis.
Dalam momentum tersebut, dirinya menggarisbawahi bahwa politik sopan santun menjadi ciri khas yang relevan dalam kepemimpinan perempuan Bugis-Makassar.
“Identitas perempuan Sulsel itu ada pada siri’ na pacce, keberanian dan santun. Kita punya ciri khas, yakni politik sopan santun. Dan itu yang selalu saya kedepankan dalam setiap peran kepemimpinan,” katanya saat tampil sebagai narasumber utama dalam Intermediate Training (Latihan Kader II) HMI Cabang Makassar.
Dalam forum yang berlangsung hangat dan interaktif itu, Fatmawati membagikan kisah perjalanannya dari Ketua PKK, Wakil Wali Kota Makassar, hingga menjadi Wakil Gubernur perempuan pertama di Sulsel.
Ia juga menyoroti tantangan dalam kontestasi politik, termasuk diskriminasi gender dan dominasi budaya patriarkal.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa ruang partisipasi perempuan kini semakin terbuka.
“Kita sudah punya regulasi dan program yang mendukung. Banyak perempuan sudah memimpin instansi strategis, dari kepala dinas hingga camat. Tinggal bagaimana kita menyambut peluang itu dengan kesiapan kapasitas diri,” jelasnya.
Ia juga mendorong kader HMI, khususnya perempuan, untuk berani mengambil peran strategis. Tidak ragu bermimpi besar.
“Kenali potensi dirimu. Jangan pernah ragu untuk bermimpi besar dan ambil peran. Perempuan harus bisa jadi pengambil keputusan, bukan sekadar pelengkap struktur,” ujar Fatmawati.
Ketua HMI Cabang Makassar, Sarah Agus Salim, perempuan pertama yang menjabat posisi tersebut menilai kehadiran Fatmawati sebagai afirmasi penting.
“Kami bangga. Dari sejarah orang Bugis-Makassar, perempuan punya peran besar, dari pengarang I La Galigo hingga tokoh adat. Sekarang kami yang melanjutkan jejak itu,” katanya. (ANTARA/Abdul Kadir)
📬 Berlangganan Newsletter
Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.